Kamis, 15 Mei 2014

Jokowi vs Prabowo

Foto: Antara Kesederhanaan dan Kemewahan, wajah-wajah sekitar yang menilainyaIseng-iseng saya tadi gogling-gogling dan memperhatikan foto-foto Jokowi dan Prabowo, serta memperhatikan wajah-wajah orang sekitar mereka, wajah dari orang-orang yang menatap kedua pemimpin/tokoh tersebut, wajah-wajah rakyat atau simpatisan mereka sendiri, maka saya menemukan ada perbedaan diantara keduanya. Prabowo dengan latar belakang militernya selalu berusaha menampilkan citra kegagahan dan ketegasan seperti yang baru-baru ini ditampilkannya saat kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno. Turun dari helikopter lalu menunggangi kuda seharga 3 milyar memang terlihat gagah, mewah dan ideal mewakili citra militer itu sendiri. Sementara itu, Jokowi dengan latar belakang Sipilnya selalu terlihat sederhana, dengan baju kemeja yang dikeluarkan dibagian bawah dan digulung dibagian lengannya, berjalan kaki, tak ada kesan kemewahan seorang pemimpin padanya. Yang menarik hati saya adalah saat memperhatikan wajah-wajah disekitar prabowo yang menatapnya dengan berbagai ekspresi seperti dlm gambar. Ada yang seolah melongo, ada yang tegang, segan dan berbagai ekspresi lainnya yang secara keseluruhan memperlihatkan suasana kemiliteran. Militer dinegeri ini bagaimanapun memang telah memberikan berbagai sugesti terhadap alam bawah sadar rakyat. Sebagaimana jika anda berhadapan langsung dengan para petinggi Militer, ada rasa segan, hormat bahkan takut-takut, dan itu adalah hal yang wajar mengingat sejarah militer dinegeri ini memang telah memberikan "trauma" yang berkepanjangan, terlebih jika mengingat kasus-kasus yang terkait dengan masa lalu Prabowo. Maka wajar jika tidak ada kesan dari wajah-wajah tersebut yang hangat, tulus, penuh senyum dan tawa...Trauma masa lalu itulah penyebabnya.Sedangkan wajah-wajah rakyat yang berjumpa dengan Jokowi justru sebaliknya, seperti terlihat dalam gambar, rakyat terlihat tersenyum bahkan tertawa gembira. Latar belakang Jokowi yang dari Sipil atau rakyat biasa itu membuat rakyat merasa nyaman, terlebih Jokowi memang secara konsisten selama 9 tahun ini, sejak dari Solo memang selalu berjalan kaki keluar masuk kampung-kampung rakyat, lewat langsung didepan pintu-pintu rumahnya rakyat. Maka wajar jika ekspresi wajah rakyatpun tak punya beban, bebas lepas, tak ada trauma sebagaimana trauma rakyat terhadap militer dinegeri ini. Akhirnya, memang perbedaan keduanya begitu mencolok, bagai langit dengan bumi. Prabowo yang terlihat gagah saat menunggang kuda seharga 3 milyar, kaya raya, berdarah ningrat, pensiunan Jendral, pernah jadi menantu diktator militer bernama Soeharto, Prabowo ibarat langit yang tinggi, jauh dari imajinasi rakyat jelata. Sementara Jokowi yang Kurus kerempeng, pernah miskin di masa lalunya, selalu berjalan kaki keluar masuk kampung, tak mau membalas serangan bertubi-tubi yang diarahkan padanya, Jokowi ibarat bumi yang dekat dengan imajinasi rakyat itu sendiri.Dari wajah-wajah itu kita bisa dan boleh untuk menilai, menimbang-nimbang dan merenung-renungkannya, dari wajah-wajah rakyat jelata yang menatap wajah calon pemimpinnya itu kita bisa mengetahui hasrat dan keinginan mereka. Persaingan kursi capres antara Prabowo dan Jokowi telah membuat pentas politik negeri ini semakin meriah, rakyat semakin tertarik untuk mengamati, merenung-renungkannya sebelum akhirnya memutuskan pilihannya. Antara Kesederhanaan dan Kemewahan, antara Militer dan Sipil, antara Trauma dan Harapan, antara kegagahan dan keramahan, wajah-wajah sekitarlah yang menilainya.

Metrorealitas.com, Jakarta
- Iseng-iseng saya tadi gogling-gogling dan memperhatikan foto-foto Jokowi dan Prabowo, serta memperhatikan wajah-wajah orang sekitar mereka, wajah dari orang-orang yang menatap kedua pemimpin/tokoh tersebut, wajah-wajah rakyat atau simpatisan mereka sendiri, maka saya menemukan ada perbedaan diantara keduanya.

Prabowo dengan latar belakang militernya selalu berusaha menampilkan citra kegagahan dan ketegasan seperti yang baru-baru ini ditampilkannya saat kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno. Turun dari helikopter lalu menunggangi kuda seharga 3 milyar memang terlihat gagah, mewah dan ideal mewakili citra militer itu sendiri.

Sementara itu, Jokowi dengan latar belakang Sipilnya selalu terlihat sederhana, dengan baju kemeja yang dikeluarkan dibagian bawah dan digulung dibagian lengannya, berjalan kaki, tak ada kesan kemewahan seorang pemimpin padanya.

Yang menarik hati saya adalah saat memperhatikan wajah-wajah disekitar prabowo yang menatapnya dengan berbagai ekspresi seperti dlm gambar. Ada yang seolah melongo, ada yang tegang, segan dan berbagai ekspresi lainnya yang secara keseluruhan memperlihatkan suasana kemiliteran. Militer dinegeri ini bagaimanapun memang telah memberikan berbagai sugesti terhadap alam bawah sadar rakyat. Sebagaimana jika anda berhadapan langsung dengan para petinggi Militer, ada rasa segan, hormat bahkan takut-takut, dan itu adalah hal yang wajar mengingat sejarah militer dinegeri ini memang telah memberikan "trauma" yang berkepanjangan, terlebih jika mengingat kasus-kasus yang terkait dengan masa lalu Prabowo. Maka wajar jika tidak ada kesan dari wajah-wajah tersebut yang hangat, tulus, penuh senyum dan tawa...Trauma masa lalu itulah penyebabnya.

Sedangkan wajah-wajah rakyat yang berjumpa dengan Jokowi justru sebaliknya, seperti terlihat dalam gambar, rakyat terlihat tersenyum bahkan tertawa gembira. Latar belakang Jokowi yang dari Sipil atau rakyat biasa itu membuat rakyat merasa nyaman, terlebih Jokowi memang secara konsisten selama 9 tahun ini, sejak dari Solo memang selalu berjalan kaki keluar masuk kampung-kampung rakyat, lewat langsung didepan pintu-pintu rumahnya rakyat. Maka wajar jika ekspresi wajah rakyatpun tak punya beban, bebas lepas, tak ada trauma sebagaimana trauma rakyat terhadap militer dinegeri ini.

Akhirnya, memang perbedaan keduanya begitu mencolok, bagai langit dengan bumi. Prabowo yang terlihat gagah saat menunggang kuda seharga 3 milyar, kaya raya, berdarah ningrat, pensiunan Jendral, pernah jadi menantu diktator militer bernama Soeharto, Prabowo ibarat langit yang tinggi, jauh dari imajinasi rakyat jelata. Sementara Jokowi yang Kurus kerempeng, pernah miskin di masa lalunya, selalu berjalan kaki keluar masuk kampung, tak mau membalas serangan bertubi-tubi yang diarahkan padanya, Jokowi ibarat bumi yang dekat dengan imajinasi rakyat itu sendiri.

Dari wajah-wajah itu kita bisa dan boleh untuk menilai, menimbang-nimbang dan merenung-renungkannya, dari wajah-wajah rakyat jelata yang menatap wajah calon pemimpinnya itu kita bisa mengetahui hasrat dan keinginan mereka. Persaingan kursi capres antara Prabowo dan Jokowi telah membuat pentas politik negeri ini semakin meriah, rakyat semakin tertarik untuk mengamati, merenung-renungkannya sebelum akhirnya memutuskan pilihannya.

Antara Kesederhanaan dan Kemewahan, antara Militer dan Sipil, antara Trauma dan Harapan, antara kegagahan dan keramahan, wajah-wajah sekitarlah yang menilainya. (MR/Emia)

2 komentar:

Jasa Foto dan Video mengatakan...

Semoga teknologi alutsista kita bisa diandalkan untuk menjaga wibawa NKRI

fahmilanisti mengatakan...

Mantap blognya, mampir ke www.siperubahan.com ya ada program tukar poin dengan uang tunai